Bisnis

Proses Costing dalam Akuntansi Manufaktur

Proses costing, bagi yang belum mengenalnya, merupakan suatu metode akuntansi yang digunakan untuk melacak dan mengakumulasi biaya langsung serta mengalokasikan biaya tidak langsung dalam proses bisnis manufaktur. Metode ini memiliki tujuan untuk menghitung biaya produksi dalam proses yang berlangsung secara berkesinambungan.

Karakteristik dan Penerapan Proses Costing

Metode costing ini cocok digunakan dalam industri yang memproduksi barang homogen dengan proses produksi yang berkelanjutan. Biaya-biaya yang terkait dengan produk pada proses ini umumnya dikumpulkan dalam jumlah besar atau batch, yang memerlukan periode waktu yang cukup lama, seperti satu bulan. Untuk itu, biaya harus dialokasikan ke unit produk individu agar biaya rata-rata per unit dapat dihitung.

Baca juga : Pentingnya Memahami Quotation dalam Bisnis

Karakteristik Proses Costing di Perusahaan Manufaktur

Proses costing biasanya diterapkan pada perusahaan dengan sistem produksi yang berkelanjutan, menghasilkan produk dalam jumlah besar dan seragam, serta memiliki tujuan untuk membentuk persediaan atau inventaris.

Komponen Laporan Pertanggungjawaban Proses Costing

Laporan pertanggungjawaban dalam proses costing terdiri dari beberapa informasi penting:

Informasi mengenai data produksi dan laporan arus fisik. Pada bagian ini, unit ekuivalen menjadi perhatian utama.

Informasi tentang total akumulasi biaya, yang menjadi tanggung jawab manajer departemen produksi.

Informasi mengenai distribusi total biaya, baik ketika produk masih dalam proses produksi maupun ketika telah menjadi produk jadi.

Teknik Akuntansi dalam Proses Costing

Proses costing juga melibatkan teknik akuntansi tertentu dalam menghitung ongkos tetap untuk biaya pembuatan produk, termasuk bahan baku, upah pekerja, dan biaya overhead. Jika produk diproduksi berdasarkan pesanan khusus, teknik yang digunakan adalah job order costing. Namun, jika produk melewati beberapa tahapan proses, perhitungan teknik process costing lebih tepat digunakan.

Perbedaan Antara Job Order Costing dan Process Costing

Nama dan Konsep

Job order costing merujuk pada perhitungan biaya untuk kontrak atau pekerjaan yang dikerjakan sesuai permintaan klien. Di sisi lain, process costing melibatkan biaya untuk setiap tahapan proses produksi guna menghasilkan produk.

Cara Penghitungan

Pada job order costing, seluruh biaya yang terjadi selama produksi diakumulasi. Sedangkan dalam process costing, biaya tiap tahapan proses dihitung, kemudian dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan untuk mengetahui biaya per unit.

Baca juga : Cara Cari Modal untuk Bisnis

Skala Biaya

Job order costing digunakan untuk menghitung biaya dalam produksi spesifik, sementara process costing digunakan dalam produksi yang melibatkan serangkaian proses yang lebih besar dan berkesinambungan.

Penanganan Kehilangan

Dalam job order costing, kehilangan atau cacat produk mungkin tidak selalu dihitung dalam perhitungan biaya. Namun, dalam process costing, kehilangan dihitung dan dapat mencerminkan bagian dari kerugian produksi.

Dengan memahami perbedaan antara kedua metode ini, perusahaan dapat memilih pendekatan costing yang paling sesuai dengan jenis produksi dan kebutuhan bisnisnya.

Jadikan hari-harimu lebih segar dan menyenangkan dengan Emkay Blast Lite Lychee! Dengan rasa buah leci yang segar dan sensasi dingin yang bikin kamu merasa nyaman, rasakan juga manfaat dari liquid Saltnic rendah nikotin yang membantu kamu merilekskan diri.

Related posts

5 Tips Retail Shelving yang Bisa Bikin Pengalaman Belanja Pelanggan Lebih Nyaman!

Ade Muthia

Langkah Efektif Mengubah Hobi Menjadi Bisnis

Ade Muthia

Business to Business (B2B): Strategi dan Contoh di Indonesia

Ade Muthia