Saat ini Start Up menjadi pilihan para generasi milenial yang ingin membangun sebuah bisnis. Milenial tampaknya sudah tidak tertarik lagi untu membangun Bisnis UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk mendirikan sebuah usaha. Mereka lebih memilih untuk membangun Start Up yang sedang tren di berbagai dunia. Lalu banyak pertanyaan yang muncul, gimana sih cara membangun start up dari nol.
Membangun sebuah Start Up bukan hal mudah, hampir sama dengan mendirikan sebuah UKM. Apa lagi, sebuah Start Up terkadang belum bisa menentukan konsumen yang mereka sasar. Bayangkan saja, persentase start up gagal lebih banyak dibandingkan pada jumlah start up yang berhasil. Yakni 90 banding 10. Sebanyak 90 % start up gagal.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi gagalnya start up, sebelum kita bahas apa saja faktor penyebab gagalnya start up di Indonesia. Kita pun harus mengetahui secara detail bagaimana harus membangun start up dari nol hingga besar.
Ada beberapa langkah yang wajib kamu lakukan untuk mendirikan sebuah start up, sebelum start up tersebut benar-benar berhasil. Langkah ini menjadi modal awal agar kamu bisa terus melangkah ke tingkatan-tingkatan selanjutnya.
Memahami Ide dan Visi
Apakah ide dan visi kamu sudah paten? Apakah kamu sudah yakin dengan ide dan visi kamu tersebut? Jangan sampai ide dan visi yang kamu buat tersebut hanya angan-angan saja tanpa ada manfaat bagi start up yang kamu dirikan dan tak ada manfaatnya bagi orang banyak.
Hal yang sering terjadi saat membangun start up dari nol, para founder menganggap membangun start up hanya mengikuti tren yang lagi ramai saja. Banyak juga founder start up yang selalu ingin berpikir ide besar dan rumit. Padahal kamu bisa membangun sebuah start up dari ide yang berisiko rendah sebelum berpikir risiko yang besar.
Temukanlah ide untuk lingkungan sekitar kamu dulu sebelum menemukan ide yang besar dan luas. Dari ide yang kecil tersebut kamu harus bisa menemukan solusi dari apa yang ingin kamu bangun. Dengan begitu kamu bisa mendirikan start up yang dapat menjadi solusi bagi orang-orang di sekitar kamu dahulu.
Tancapkan Niat
Sudah tentu ketika kamu ingin mendirikan sebuah start up, kamu sudah memiliki niat yang kuat. Tancapkan niat kamu tersebut, jika kamu yakin apa yang kamu perbuat adalah sesuatu yang baik maka jalankan saja hal itu.
Jangan pernah hanya berpikir bahwa niat kamu dalam mendirikan start up dari nol hanya demi bisnis belaka atau hanya ingin mengejar materi. Hal ini hanya akan membuat kamu lebih fokus pada mencari materi saja. Cobalah untuk tidak berpikir materi saja saat kamu ingin mendirikan sebuah start up.
Jadilah Solusi, Bukan Sekedar Keuntungan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ketika kamu memiliki niat untuk membangun Start Up dari nol, maka kamu harus bisa menjadi solusi bagi lingkungan sekitar terlebih dahulu. Ketika kamu berpikir untuk mendirikan sebuah start up ingin menjadi sebuah start up yang besar seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia, abaikan dulu. Kamu harus berpikir mendirikan sebuah start up dengan menjadi solusi bagi sekitar kamu dahulu, setelah itu kamu baru bisa mendirikan sebuah Start up yang besar.
Buatlah Bussiness Plan
Setelah ketiga hal di atas sudah kamu lakukan, segeralah untuk merancang sebuah bussiness plan pada start up yang akan kamu dirikan tersebut.Bussiness plan bukan hanya untuk bisnis UMKM saja, tetapi sebuah start up membutuhkan bussiness plan.
Bussiness plan ini akan menjadi acuan langkah demi langkah yang ingin kamu capai dalam jangka pendek maupun jangkah panjang. Bussiness planini bisa menjadi suatu langkah awal agar kamu bisa berjalan sesuai dengan rel yang sudah kamu buat. Jangan sampai kamu berpindah rel di tengah-tengah.
Pastikan Produk atau Layanan yang Kamu Buat Dibutuhkan
Kamu wajib pastikan bahwa produk dan layanan yang kamu buat tersebut benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Tak perlu mengincar masyarakat yang begitu luas, sasarlah beberapa komunitas masyarakat terlebih dahulu.
Misal bahwa produk atau layanan yang kamu buat dengan membangun start up ini menjadi salah satu solusi bagi petani atau para peternak yang saat ini jarang sekali tersentuh oleh teknologi. Kamu bisa menyasar orang-orang di pedesaan untuk menikmati produk atau layanan start up yang kamu miliki. Jangan hanya mengincar produk yang dibutuhkan secara luas oleh masyarakat, apa lagi jika harus bersaing dengan start up besar.