Pada umumnya, tutup buku perusahaan dilakukan pada dua tahap yaitu tutup buku akhir bulan dan tutup buku akhir tahun. Tutup buku perusahaan merupakan bagian akhir dari siklus akuntansi. Apakah perbedaan antara tutup buku bulanan dan tahunan? Berikut adalah pemahaman dasarnya.
Baca Juga :
11 Tipe Akun Yang Sering Ditemukan Dalam Neraca Perusahaan
Begini Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Yang Ideal
Konsep dasar tutup buku yaitu pemindahan nilai saldo akhir setiap akun-akun Neraca menjadi saldo awal untuk bulan atau tahun selanjutnya sedangkan nilai saldo akhir setiap akun-akun Laba-Rugi selalu ditutup dan dipindahkan ke akun Laba Tahun Berjalan (Current Year Earnings) setiap bulannya dan Laba Tahun Berjalan akan ditutup dan dipindahkan ke Laba Ditahan (Retained Earnings) pada akhir tahun setelah tutup buku akhir tahun.
Berikut adalah alasan mengapa tutup buku akhir bulan dan tahun ini harus bahkan wajib :
1. Mengetahui nilai akhir dari laporan Neraca sehingga pihak yang berkepentingan baik internal dan eksternal seperti direksi, pemodal, dan pihak ketiga dapat melihat posisi keuangan dan kekayaan perusahaan.
2. Mengetahu nilai akhir dari laporan Laba-Rugi sehingga pihak yang berkepentingan seperti direksi, pemodal, dan pihak ketiga dapat melihat kinerja keuangan perusahaan.
3. Membentuk saldo awal di bulan/ tahun baru atas suatu akun-akun Neraca dari saldo akhir bulan/tahun sebelumnya.
4. Melakukan analisis rasio keuangan.
5. Membagi dividen dari Laba Ditahan setelah tutup buku akhir tahun.
6. Sebagai langkah cut-off data keuangan. Cut-off digunakan juga pada data keuangan yang dikerjakan dalam software akuntansi.
Penyusun laporan keuangan harus membuat jurnal tutup buku akhir bulan (dikenal sebagai jurnal penutup) sebagai berikut:
1. Penutupan saldo pendapatan
[D] Pendapatan
[K] Ikhtisar Laba/Rugi
2. Penutupan saldo beban
[D] Ikhtisar Laba/ Rugi
[K] Beban
3. Penutupan ikhtisar laba/ rugi
[D] Ikhtisar Laba/ Rugi
[K] Modal Modal ini dapat berupa laba tahun berjalan yang mana nilainya berasal dari laba/ rugi yang diperoleh dari laporan laba/rugi.
Current Earnings of The Year ( Laba tahun berjalan ) Pada ACCURATE
Current Earnings of The Year (Laba tahun berjalan) yang ada di Neraca (Balance Sheet) adalah saldo Laba atau Rugi kita untuk tahun yang sedang berjalan.
Saldo Account tersebut didapat dari Laporan Laba Rugi dengan Range Parameter dari tanggal 1 Jan – tgl Report Neraca yang sedang dibuka.
Baca Juga :
Pentingnya Memiliki Laporan Laba – Rugi Sebagai Alat Ukur Keberhasilan Bisnis
Jadi kalau kita sedang buka Balance Sheet per 31 Agustus 2010, maka saldo Current Earnings of The Yeardi laporan Balance Sheet tsb didapat dari Report | Financial Statement | profit&loss standard, Range dari 1 jan 2010 sd 31 Agustus 2010.
Retained Earnings ( Laba Ditahan ) di ACCURATE
Proses Closing Entry(Jurnal Penutup) waktu pergantian tahun, dilakukan secara otomatis oleh ACCURATE pada saat lintas tahun.
Yang kalau kita lihat di awal tahun nya semua type Account yang masuk ke Laporan Profit & Loss di nolkan dan saldo Laba/Rugi nya di akumulatifkan ke account Laba Ditahan/Retained Earnings yang kita set di Setup | Preferences.
Jika kita menemukan ada saldo akun Laba Ditahan/Retained Earnings namun dari List | Chart of Account klik kanan di baris akun tsb pilih History kosong atau ada tapi total mutasinya tidak sesuai dengan saldo yang ada di Neraca saat ini, maka saldo tsb bisa dipastikan didapat dari proses Closing Entry + mutasi yang terlihat di History Account.
Untuk tahu dari mana saja, silakan buka Laporan Profi t& Loss tahun-tahun lalu dari awal menggunakan Accurate sampai akhir tahun kemarin. Akumulatifkan saldo Net Income nya dan tambahkan dengan saldo di History akun R/E tsb kalau ada, seharusnya nilai tsb yang sekarang menjadi saldo di Neraca/Balance Sheet.
Available for Accurate V5
Tujuan Dilakukannya Penahanan Laba
Laba ditahan bukan tanpa sebab dan tujuan. Tetapi, ada kedaruratan tertentu yang membuat semua pemilik saham sepakat, laba yang menjadi hak mereka tidak dulu diberikan. Berikut tujuan-tujuan yang dimaksud:
1. Sebagai Modal Usaha Lanjutan
Tujuan yang pertama adalah sebagai modal usaha lanjutan. Maksudnya laba tersebut diputar kembali menjadi modal untuk usaha. Tentu harapannya adalah supaya produksi lebih meningkat.
Ini dilakukan apabila, keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak terlalu besar. Padahal, di saat itu, kebutuhan akan modal jauh lebih banyak. Maka dari itu, solusi yang diambil ialah, menerapkan sistem laba ditahan yang disepakati bersama.
2. Untuk Membayar Utang Perusahaan
Sistem laporan laba ini dilakukan untuk tujuan membayar utang yang dilakukan perusahaan. Terutama untuk hutang yang telah jatuh tempo. Karena jika tidak dibayarkan, tentu perusahaan akan bermasalah.
Jika hutangnya cukup besar, biasanya pemilik saham sepakat pembayarannya melalui sistem laba di tahan. Karena bagi mereka, nama baik perusahaan lebih utama dibandingkan penghasilan mereka. Toh, profit yang didapatkan nantinya bisa berlipat ganda.
3. Untuk Modal Pengembangan Usaha Atau Bisnis
Jika menemukan strategi yang bagus untuk mengembangkan usaha, tetapi terkendala dengan modal, maka sistem laba ditahan kadang diperlukan. Ini berlaku, apabila strategi ini muncul ketika pembagian laba perusahaan sudah dekat.
Maka dari itu, dilakukan perjanjian lanjutan yang mengharuskan pembagian laba ditunda untuk periode tertentu, demi kelancaran strategi tersebut. Biasanya pihak pemodal menyetujuinya dengan catatan, keuntungan yang diperoleh harus lebih besar dibandingkan sebelumnya.
4. Sebagai Modal Cadangan
Laba ditahan diberlakukan dengan tujuan untuk menambah modal cadangan. Ini terjadi, apabila stok finansial perusahaan sangat tipis, yang apabila laba masih harus dibagi-bagi, produksi selanjutnya bakal terganggu.
Maka dari itu, opsinya adalah menahan laba untuk periode tertentu. Agar bisa dimasukkan ke dalam modal cadangan. Tentunya, ini membutuhkan kesepakatan dengan pemilik saham. Karena mereka juga berhak atas laba tersebut. Maka dari itu, diperlukan namanya rapat dengan pemilik modal.
5. Sebagai Investasi Lanjutan
Terkadang, laba ditahan tidak atas keinginan pemilik perusahaan maupun pemilik saham tertinggi. Tetapi memang keinginan sebagian besar pemodal di perusahaan tersebut.
Tujuannya adalah untuk diinvestasikan kembali ke dalam bentuk saham lanjutan. Sehingga jumlah saham yang dimiliki bertambah. Yang artinya keuntungan dari laba perusahaan juga semakin besar.
Faktor Yang Memengaruhi Laba Ditahan
Selain ada tujuan, sistem laba ditahan dilakukan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Seperti adanya kesalahan laporan keuangan pada periode tertentu, penyesuaian rupiah dengan rupiah periode sebelumnya, perubahan metode dan prinsip akuntansi serta perubahan manajemen perusahaan.
Faktor-faktor ini juga harus diperhatikan selaku pemilik bisnis, dikarenakan penggunaan laba ditahan sebenarnya tidak perlu dilakukan jika Anda merasa tidak perlu dilakukan improvisasi pada laporan keuangan bisnis Anda.
Jika Anda menggunakan pembukuan manual. mungkin ini akan menambah pekerjaan Anda dalam membuat satu lagi laporan keuangan sendiri dan terpisah, namun ini akan mudah jika Anda menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur untuk membuat laporan keuangan terlengkap seperti Accurate. Jika ada yang otomatis kenapa harus manual khan…!!