Akuntansi

5 Komponen Laporan Keuangan Menurut SAK dan Tujuan Strategis Penyusunannya

Komponen Laporan Keuangan Sesuai SAK

Setiap perusahaan, mulai dari UMKM hingga korporasi besar, wajib menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan ini tidak hanya menjadi alat pertanggungjawaban manajemen, tetapi juga dasar pengambilan keputusan bagi investor, kreditur, dan regulator. Lantas, apa saja komponen utama laporan keuangan menurut SAK yang harus disiapkan?

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang menetapkan bahwa laporan keuangan lengkap harus memuat lima komponen inti yang saling terkait.

Kelima komponen ini merefleksikan kinerja, posisi keuangan, dan arus kas perusahaan selama periode tertentu. Pemahaman mendalam tentang struktur laporan keuangan menjadi krusial, terutama sejak diberlakukannya SAK berbasis IFRS (International Financial Reporting Standards) di Indonesia.

Baca Juga: 4 Opini Audit Laporan Keuangan dan Cara Memahaminya

Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan enam tujuan utama penyusunan laporan keuangan yang menjadi pedoman bagi seluruh entitas bisnis di Indonesia:

Penyediaan Informasi untuk Pengambilan Keputusan

SAK dirancang untuk menyajikan data yang berguna bagi:

  • Investor: Menilai potensi return dan risiko investasi
  • Kreditur: Menganalisis kemampuan pelunasan utang
  • Pemasok: Memutuskan kelayakan pemberian kredit usaha

Pertanggungjawaban Manajemen

Laporan keuangan SAK berfungsi sebagai:

  • Alat verifikasi kinerja direksi
  • Bukti pengelolaan sumber daya perusahaan
  • Dasar evaluasi keputusan strategis

Pemenuhan Kepatuhan Regulasi

SAK menjamin laporan memenuhi:

  • Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
  • Persyaratan Direktorat Jenderal Pajak
  • Standar pencatatan UU Perseroan Terbatas

Alat Komunikasi dengan Stakeholders

Format standar SAK memungkinkan:

  • Konsistensi pelaporan antar periode
  • Kemudahan perbandingan dengan kompetitor
  • Transparansi untuk publik

Dasar Perhitungan Kewajiban Pajak

Laporan SAK membantu menentukan:

  • Penghasilan kena pajak (taxable income)
  • Kredit pajak yang dapat diklaim
  • Penyusutan fiskal yang diperbolehkan

Pendukung Pengelolaan Risiko

Analisis laporan SAK mengidentifikasi:

  • Ketergantungan pada pendanaan jangka pendek
  • Kerentanan likuiditas
  • Konsentrasi risiko pasar

Komponen Laporan Keuangan sesuai SAK

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan atau neraca menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada tanggal tertentu. Dokumen ini terbagi dalam tiga unsur utama: aset (sumber daya ekonomi), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas (hak pemilik).

Contoh praktis:

PT XYZ per 31 Desember 2023 menunjukkan aset Rp500 miliar (termasuk kas Rp50 miliar dan piutang Rp120 miliar), liabilitas Rp300 miliar, dan ekuitas Rp200 miliar. Neraca ini mengindikasikan perusahaan memiliki struktur keuangan yang sehat dengan rasio utang terhadap ekuitas 1.5:1.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan ini mengukur kinerja perusahaan selama periode akuntansi dengan mencatat pendapatan dan beban. SAK mewajibkan penyajian laba rugi dalam dua bagian:

  • Laba rugi dari aktivitas operasional
  • Penghasilan komprehensif lain seperti perubahan nilai wajar aset

Kasus nyata:

Pada 2023, PT ABC mencatat laba bersih Rp75 miliar dari pendapatan Rp1,2 triliun. Perusahaan mencatat kerugian Rp5 miliar akibat fluktuasi nilai mata uang asing dan memasukkannya ke dalam penghasilan komprehensif.

Baca Juga: 15+ Istilah dalam Audit Laporan Keuangan dan Penjelasannya

Laporan Perubahan Ekuitas

Komponen ini melacak perubahan modal pemilik selama periode tertentu, termasuk:

  • Laba ditahan
  • Dividen yang dibagikan
  • Transaksi dengan pemilik (misalnya penerbitan saham baru)

Studi kasus:

PT DEF menunjukkan peningkatan ekuitas dari Rp150 miliar (2022) menjadi Rp180 miliar (2023) setelah menahan 70% laba bersih dan menerbitkan saham baru senilai Rp20 miliar.

Laporan Arus Kas

SAK mengatur penyajian arus kas dalam tiga aktivitas:

  • Operasional: Arus kas dari kegiatan utama bisnis
  • Investasi: Pembelian/penjualan aset tetap
  • Pendanaan: Transaksi utang dan ekuitas

Contoh konkret:

Sebuah startup teknologi melaporkan arus kas negatif dari aktivitas investasi (Rp30 miliar) karena pembelian server, tetapi positif dari pendanaan (Rp50 miliar) setelah mendapatkan suntikan modal ventura.

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Bagian penjelas ini wajib memuat:

  • Kebijakan akuntansi yang diterapkan
  • Rincian pos-pos penting
  • Informasi tambahan seperti kontinjensi dan komitmen

Praktik terbaik:

Perusahaan publik biasanya mengalokasikan 30-40 halaman CaLK untuk mengungkapkan detail seperti metode penilaian persediaan (FIFO/weighted average) dan informasi segmen bisnis.

Kesimpulan

Penyusunan laporan keuangan sesuai SAK bukan sekadar kewajiban formal, tetapi alat vital untuk menilai kesehatan bisnis.

Anda harus menyajikan kelima komponen laporan keuangan—neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas, dan CaLK—secara terintegrasi.

Untuk menyusun laporan keuangan sesuai SAK, Anda perlu menggunakan software akuntansi. Dengan bantuan software, Anda bisa menyusun laporan secara lebih mudah dan cepat.

Seperti penggunaan software akuntansi Accurate yang akan memudahkan Anda dalam Menyusun laporan keuangan dengan berbagai fitur lengkap untuk pembuatan laporan keuangan.

Jadikan hari-harimu lebih segar dan menyenangkan dengan Emkay Blast Lite Lychee! Dengan rasa buah leci yang segar dan sensasi dingin yang bikin kamu merasa nyaman, rasakan juga manfaat dari liquid Saltnic rendah nikotin yang membantu kamu merilekskan diri.

Related posts

Software Akuntansi Manufaktur untuk Kegiatan Produksi

Ade Muthia

Definisi, Manfaat, Faktor, Rumus dan Cara Menghitung Laba Kotor

Ade Muthia

Panduan Memilih Software Akuntansi Terbaik untuk UMKM

admin