[av_one_full first min_height=” vertical_alignment=” space=” custom_margin=” margin=’0px’ padding=’0px’ border=” border_color=” radius=’0px’ background_color=” src=” background_position=’top left’ background_repeat=’no-repeat’ animation=” mobile_display=”]
[av_image src=’https://abcpoins.com/wp-content/uploads/2019/04/mENGENAL-PERBEDAAN.png’ attachment=’4344′ attachment_size=’full’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]
[/av_one_full][av_one_full first min_height=” vertical_alignment=” space=” custom_margin=” margin=’0px’ padding=’0px’ border=” border_color=” radius=’0px’ background_color=” src=” background_position=’top left’ background_repeat=’no-repeat’ animation=” mobile_display=”]
[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Purchase Invoice atau dikenal dengan Faktur pembelian Fiktif sering digunakan digunakan untuk melakukan kecurangan yang terjadi di Perusahaan atau juga Proyek, Bahkan di Indonesia sempat ramai ketika terdapat Faktur pembelian fiktif yang mencapai 63 M untuk mendanai proyek Pemerintah namun Proyek tersebut tidak berjalan. Di dunia usaha atau Proyek setiap ada aktifitas uang keluar perlu dilakukan prosedur, termasuk juga ketika melakukan aktifitas pembelian. Aktifitas pembelian terdapat beberapa tahan seperti ada yang namanya purchase request (Permintaan), Purchase Order, Puchase receipt dan juga Purchase Invoice. Berikut akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Purchase requisition, Purchase order, Purchase invoice yang harus diketahui oleh perusahaan ketika mau melakukan pembelian ke vendor.
Purchase Order (PO) merupakan Standart awal untuk sebagai aktivitas order tertulis didalam meakukan pembelian. Sederhananya, PO membantu bisnis Anda memastikan bahwa setiap pembelanjaan yang dilakukan sesuai dengan anggaran bisnis Anda. PO adalah dokumen yang yang berisi permintaan atas kebutuhan stok barang dan dikirim dari pihak pembeli kepada pemasok. Jenis barang, kuantitas, harga, Dan nomor PO secara umum tertera pada dokumen PO. Semakin spesifik pesanan, maka semakin banyak juga rincian yang disertakan dan itu akan membuat kegiatan pemesanan pembelian lebih efektif.
Ketika penjual, pemasok, vendor, dan lainnya menerima PO, kontrak yang mengikat secara hukum terbentuk antara kedua pihak. Selain itu, pembeli harus mengkomunikasikan permintaan pembelian kepada penjual secara eksplisit dan jelas sehingga terhindar dari kesalahan dan kekeliruan ketika PO diterima penjual.
Selain sebagai dokumen pemesanan, beberapa pemberi pinjaman atau kreditur komersial akan menggunakan PO sebagai referensi atau bahan pertimbangan untuk memberikan pinjaman kepada organisasi ataupun bisnis.
Perbedaan Purchase Order dengan Purchase Invoice
Setelah kita mengetahui bahwa purchase order adalah berupa kontrak pesanan antara kita sebagai pemesan dengan vendor, dan sudah terjadi transaksi seperti pengiriman barang atau jasa yang kita pesan. Vendor berhak mengirimkan kita tagihan sesuai dengan perjanjian berupa Invoice. Tagihan Invoice yang dibuatkan oleh vendor perlu di salin oleh kita sebagai pihak pembeli sebagai dokument internal dalam bentuk Purchase invoice, atas dasar purchase invoice yang kita buat bagian accounting sudah mengakui hutang kita terhadap vendor.
Perbedaan PO dengan Purchase Requisition (PR)
Selain adanya perbedaan antara Purchase Order dengan Purchase invoice orang-orang kadang tidak menyadari bahwa terdapat perbedaan antara Purchase Requisition dengan Purchase Order. Baik Purchase Requisition maupun Purchase Order adalah instrumen yang mendokumentasikan aktivitas pemesanan. Akan tetapi, kedua instrumen tersebut memiliki perbedaan di tingkat persetujuan. Purchase Requisition hanya mendokumentasikan list barang-barang pesanan dari pembeli. Sedangkan ketika Purchase Order sudah dibuat, itu berarti perusahan atau bisnis sebagai pembeli telah menyetujui permintaan yang diajukan dari Purchase Requisition. Biasanya proses persetujuan dari Purchase Requisition menjadi Purchase Order dilakukan dan diotorisasi oleh manajemen dan departemen akuntansi.
Jadi, Purchase Order adalah dokumen yang dibuat ketika Purchase Requisition disetujui oleh pihak-pihak yang sebelumnya disebutkan. Lebih detailnya, ketika Purchase Requisition diterima maka pihak manajemen akan menghubungi pihak pemasok untuk memastikan stok barang-barang yang tertera di Purchase Requisition tersedia. Setelah pemasok melakukan konfirmasi, barulah Purchase Order benar-benar dibuat dan ditandatangani. Dengan cara ini, setidaknya pembeli akan terhindar dari kemungkinan pembatalan pesanan dari pemasok.
Dengan mengetahui perbedaan Purchase Requisition dan Purchase Order, bisnis Anda akan terhindar dari kesalahan-kesalahan teknis dalam melakukan pemesanan pembelian kepada pemasok. Canggihnya, dengan menggunakan Software Accurate, Purchase Order secara otomatis akan dibuat dengan format yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan umum yang disebutkan sebelumnya. Hal ini tentunya akan mempermudah dan mempercepat proses pesanan pembelian. Software Accurate sebagai Software Akuntansi modern sudah dilengkapi dengan fitur tersebut. Dengan memakai Software Accurate, hanya dengan “satu klik”, maka Purchase Order siap dicetak dan dikirim kepada pemasok dengan tentunya persetujuan dari pihak manajemen. Tidak hanya pembuatan Purchase Order, Purchase Invoice dan aktivitas pembelian saja yang terdapat di Accurate, tetapi aktivitas accounting, kasir, Gudang, Penjualan, Pajak dan masih banyak lagi, dapat ditemukan ketika menggunakan Software Accurate.
Baca Juga : Fitur Software Accurate untuk mencetak Transaksi Purchase Order
[/av_textblock]
[/av_one_full]